Kelompok Petani Gambir Pangkalan Yang Bernaung Dibawah Jejak Media Group Siap Jual Produk Olahan Gambir Dalam Bentuk Katekin

Padang, Jejak77.com – Uncaria Gambir Roxb atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gambir merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang mengandung katekin (Catechin) dengan kadar yang tinggi.

Katekin sangat potensial digunakan untuk bahan baku obat karena efeknya terbukti sebagai antibakteri, antivirus, dan antidislipidemia.

Derivatisasi katekin juga dapat dikembangkan untuk menghasilkan senyawa obat yang efektif sebagai antivirus untuk HIV. Untuk derivatisasi ini diperlukan isolat katekin murni sebagai starting material agar diperoleh hasil yang maksimal sehingga proses purifikasi isolat merupakan salah satu tahap yang penting.

Arifayu Addiena Kurniatri, Novi Sulistyaningrum, dan Lina Rustanti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dalam sebuah penelitian April 2019 lalu telah melakukan isolasi dan pemurnian isolat katekin dari ekstrak Uncaria gambir Roxb. yang selanjutnya akan menjadi bahan awal dalam derivatisasi katekin.

Menyatakan bahwa Ekstrak gambir yang digunakan untuk isolasi katekin adalah ekstrak gambir kualitas 1 yang diperoleh dari Sumatera Barat dikarakterisasi sesuai dengan metode standar yang tertera dalam Farmakope Herbal Indonesia.

Isolasi katekin dari ekstrak gambir dilakukan dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etil asetat. Isolat katekin murni diperoleh menggunakan metode kromatografi cair vakum (KCV) dengan serangkaian gradien pelarut heksana dan etil asetat.

Pemurnian katekin yang berasal dari ekstrak gambir dari Sumatera Barat ini dimonitor menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dengan eluen kloroform : etil asetat : asam format (5:4:1), kemudian diidentifikasi menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR), dan Liquid Cromatography-Mass Spectroscopy (LCMS). Kemurnian isolat katekin yang didapatkan 99,80%± 0,132.

Dan berdasarkan data IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) Karantina Pertanian Belawan, tercatat selama periode Januari hingga Agustus 2019 ekspor gambir dalam bentuk pelet kempaan mencapai volume 2,7 ribu ton dengan 61 kali pengiriman senilai Rp98,5 miliar. Sementara itu, tercatat ekspor pelet daun gambir mencapai volume 4,1 ribu ton atau senilai Rp148,8 miliar pada 2018. Pengirimannya dengan negara tujuan yang sama, yaitu India dan Bangladesh.

Akan tetapi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia Internasional sejak Desember 2019 menimbulkan efek buruk terhadap ekspor gambir indonesia, petani gambir Sumatera Barat, baik itu yang berasal dari daerah Payakumbuh, maupun daerah Pesisir Selatan sangat mengeluhkan rendahnya harga gambir di masa pandemi ini, “jika tahun lalu (2019 – red) harga gambir rata -rata diangka Rp. 80.000 per kilo nya, akan tetapi sejak pandemi ini harga anjlok drastis menjadi dibawah Rp. 20.000 per kilo nya, sudah harga nya mahal, yang beli pun jarang, karena India dan Bangladesh masih lockdown, dan proses ekspor komoditi kesana sangat susah di masa pandemi ini” keluh Iriandi, salah satu petani gambir di kabupaten pesisir selatan.

Drs. H. Dian Wijaya, seorang pemerhati dan penggiat Gaya Hidup Herbal Sumatera Barat, sejak awal tahun ini (2020 – red) telah mengumpulkan beberapa petani gambir di daerah pangkalan untuk mencoba memproduksi produk olahan gambir menjadi Katekin (Catechin). Dan awal 2020 ini telah berhasil memproduksi Katekin dengan kadar konsentrat 89% – 93% HCPL, dan telah diakui oleh Laboratorium Universitas Andalas dan Laboratorium Succofindo.

“Mengolah gambir menjadi Katekin ini dapat menjadi alternatif yang sangat menguntungkan bagi petani gambir Sumatera Barat, tidak banyak perbedaan, jika ingin memproduksi katekin, petani tidak boleh menggunakan pupuk kimia sejak gambir tersebut ditanam, kemudian daun nya usahakan tidak terkena matahari langsung, dan atasnya ditutup dengan paranet” jelas Dian Wijaya.

“Jika sudah di targetkan untuk memproduksi katekin, nilai harga gambir petani akan jauh lebih meningkat jika dibandingkan dijual dalam bentuk gambir kempaan, karena 10 Kilogram gambir kempaan jika diproduksi jadi katekin hasilnya akan sekitar kurang lebih 1 kilogram katekin, saat ini kami menjual 1 kilogram katekin dengan harga Rp. 3.000.000 dan harga sedikit pun tidak terpengaruh oleh pandemi, karena jika berbentuk katekin, kita tidak harus mengekspor, banyak industri farmasi lokal dan nasional yang siap membeli” lanjut Dian Wijaya.

“Saat ini karena belum beberapa petani yang bergabung, kemampuan produksi kami baru diangka 5 sampai 10 kilogram per bulan, akan tetapi kami terus sosialisasikan kepada petani petani gambir lainnya, baik itu di Payakumbuh, maupun di Sumatera barat, pada umumnya” imbuh Dian Wijaya.

“Dan jika ada industri yang saat ini butuh bahan dasar katekin, produk kami sudah tersedia, dan lengkap dengan uji lab Universitas Andalas dan Succofindo, kami menyediakan dengan harga Rp. 3.000.000 per kilogram nya silahkan hubungi nomor telepon 0811664196, produk kami sudah tersedia” tutup Dian Wijaya *007 

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.