Cantiknya Wisata Air Terjun Pringgondani

Editor : Mas Pay

Karanganyar ( JMG ) – Udara di pegunungan Lawu semakin dingin, angin sepoi-sepoi mulai berhembus menembus tulang rusuk, Kabut pagi menutupi pepohonan. Minggu 1 Oktober2023.

Hari mulai pagi matahari nampak tersenyum menunjukan keceriaannya. Dilereng gunung Lawu ada suara air terjun yang mengalir deras, dengan meloncat terjun yang sangat indah sekali, itulah air terjun Pringgondani. Juru kunci Gunung Lawu Mbah Argo Lawu mengatakan, Ke indahan Air Terjun Pringgodani, sangat cantik dan ke asrianya alamnya juga nampak mempesona dan keindahan Alam yang Masih Asri di kabupaten Karanganyar ini, memang terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau, salah satunya adalah Air Terjun Pringgodani yang terletak di Kabupaten Karanganyar.

Dikawasan lereng Gunung Lawu. Keindahan Air Terjun Pringgodani yang tersembunyi di balik rerimbunnya hutan, terdapat Keindahan alam yang masih asri dari wisata yang satu ini mampu menghipnotis mata bak Magnit yang bikin menarik pengunjung.

Selain keindahan dan kecantikannya, obyek wisata ini juga banyak menyimpan sejarah.

Kecantikan wisata yang berada dilereng kaki Gunung Lawu ini, yang terletak di Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar ini sangat cocok untuk dikunjungi. Air terjun ini berada pada ketinggian 1.531 dari permukaan air laut.

Akan tetapi perlu kamu tahu, wisata ini tidak bisa dilewati dengan kendaraan, hal ini disebabkan medan yang terjal dan licin, karena yang letaknya memang berada di dalam hutan dan tepat berada di lereng gunung lawu.

Berbeda dari air terjun Tawangmangu lainnya, Air Terjun Pringgodani ini masih terbilang belum terkenal di kalangan masyarakat, jadi masih terjamin keasriannya. Menurut keyakinan dari beberapa masyarakat sekitar, dahulu air terjun ini merupakan sebuah pertapaan seseorang yang mampu kalahkan prabu Baka di masa kerajaan Kaling.

Akan tetapi sebagian dari lainnya meyakini bahwa lokasi sekitar Pringgodani ini dulunya adalah merupakan wilayah kekuasaan Prabu Brawijaya V yang juga adalah raja terakhir Majapahit, yang sakti mandraguna, yang kemudian diserahkan kepada Eyang Panembahan Kacanegara.

Oleh Eyang Panembahan Kacanegara tempat ini dibuat dijadikan untuk bertapa yang bertujuan ingin hidup kekal dan abadi. Beliau lalu menancapkan tongkatnya di atas tanah dan memohon kepada sang pencipta untuk diberi kehidupan yang kekaldan abadi, namun sayangnya beliau telah gagal dan keinginannya tidak terwujud.

Masyarakat kini meyakini tongkat tersebut berubah menjadi pohon yang dikenal dengan nama Kayu Lewung. Kamu tahu tidak, kata Mbah Argo Lawu? Wisata ini juga memiliki mitos dan pantangan, seperti beberapa orang sengaja datang untuk ngalap berkah dan meminta kenaikan jabatan atau yang lainnya.

Untuk itu buat kamu yang ingin berkunjung, maka ketahuilah bahwa ada tata krama dan peraturan yang harus dipegang teguh, kamu tidak boleh menceritakan perjalanan Eyang Cakranegara dan tempat ini kepada orang. Katanya.
( Dwi Nurbiyanto)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.