Pelanggaran..! Ketua BPD Desa Sidomukti Ambil Alih Paksa Pekerjaan Proyek P3-TGAI

Editor : Mas Pay

Pati (JMG ) – Proyek pembangunan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Tahun Anggaran 2022 di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso, berpotensi menimbulkan polemik.

Pasalnya, proyek bersumber dari APBN sebesar Rp.195.000.000 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juwana, yang seharusnya dikerjakan secara swakelola oleh Kelompok Tani Sido Makmur desa setempat, diambil alih paksa oleh Ketua BPD Desa Sidomukti, Budi Antoro.

Demikian diungkapkan Bambang Sumadi dari Lembaga Aliansi Indonesia (LAI) Jawa Tengah, usai melakukan investigasi di lapangan terkait hal tersebut, Senin (19/09/22).

“Ironisnya, proyek peningkatan jaringan irigasi yang dibangun di wilayah Teleng Haji sepanjang 251,50 meter itu, pada prasasti kegiatan yang telah dipasang, tertulis selaku pelaksana kegiatan adalah P3A Sido Makmur”, ungkap Bambang.

Padahal, lanjutnya, menurut sumber informasi yang diterimanya dan berdasarkan keterangan Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, Sutaji, menyebut bahwa pekerjaan proyek irigasi itu dilaksanakan oleh Budi Antoro.

“Saat akan dimulai pekerjaan, tim pelaksana kegiatan dari kelompok tani sudah menyiapkan pekerja, mesin pengaduk (molen) dan mendatangkan material. Tetapi oleh Budi Antoro diminta berhenti untuk tidak dikerjakan. Dia malah mendatangkan material sendiri”, lanjut Bambang.

Sejumlah uang sebesar nilai proyek tersebut, tuturnya, juga diminta oleh Budi Antoro, yang mengaku bahwa program bantuan irigasi untuk kelompok tani itu, diperoleh atas dasar usulannya.

“Tentu ini tidak benar. Karena usulan bermula adalah dari kelompok tani itu sendiri dan pengerjaannya juga harus swakelola”, tambahnya.

Bambang juga mengungkapkan, ketika Budi Antoro dikonfirmasi dan diklarifikasi atas temuan itu, mengelak dan tidak mengakui.

“Dia mengatakan tidak tahu – menahu soal proyek itu. Karena menurutnya, dia tidak memiliki latar belakang sebagai pemborong. Itu dalihnya”, ungkapnya lagi.

Tinjauan di lokasi proyek, Bambang menemukan beberapa titik bangunan irigasi ada yang telah retak dan mengelupas lapisan semennya.

“Dugaannya karena adonan kurang semen. Dan pasirnya tidak sesuai spek”, jelas Bambang.

Atas temuan itu, pihaknya berencana melakukan pengaduan / pelaporan kepada pihak terkait. (Hanggoro)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.