Naiknya Harga Padi Meroket Sampai 100%, Petani di Banyudono Boyolali Bisa Tersenyum

Editor : Mas pay

Boyolali (JMG )— Harga tebasan padi di sawah di Kabupaten Boyolali melonjak hingga 100% seiring kenaikan harga beras di pasaran. Hal ini membuat para petani di sentra penghasil padi di Kecamatan Banyudono tersenyum ceria.

Menurut Wahyono (56,) salah satu petani di Desa Jipangan, harga tebasan padi untuk lahan seluas 2.500 meter persegi dengan kondisi panen baik kini mencapai Rp 10-11-12 juta. Harga ini naik dari sebelumnya yang hanya sekitar berkisar Rp 6 juta-7 juta.

“Benar, harga tebasan padi di sawah memang naik,” ujar Wahyono (56) salah satu petani di Desa Jipangan pada Minggu (10/9/2023). Kini para petani didesanya lebih suka menjual padi dengan sistem tebasan. Dimana penebas menaksir sendiri hamparan padi di sawah serta menentukan harganya.

Jika disepakati, maka panen bisa dilakukan setelah membayar lunas harga tebasnya. “Harga menebas padi juga ikut naik seiring dengan kenaikan harga beras di pasar,an” katanya Sekarang harga menebas padi saat ini sudah mencapai sekitar kurang lebih Rp 10 juta hingga Rp 11 juta untuk lahan sawah luasnya 2.500 m2 kalau hasil panenannya baik.

Harga tersebut naik dari sebelumnya yang hanya berkisar Rp 6 juta- Rp 7 juta. Para petani Banyudono Boyolali Banyak memilih Tanam Jagung Unyil, yang ternyata mempunyai Kelebihan dan lebih bagus dari jagung Biji dua “Kalau kurang bagus ya sekitar Rp 7-8 juta,” katanya Petani lain, Wahyono (56) memperkirakan harga tebasan padi di sawah bisa terus naik. Pasalnya, saat ini masih musim kemarau dan wilayah tadah hujan tidak panen.

Yang bisa panen hanya sawah yang mudah dan dekat dijangkau air sungai dan Umbul . “Sawah di sini bisa ditanam padi sepanjang tahun karena dapat air dari sumber air di Pengging,” katanya kepada awak media Jejak Media Grup. ( Dwi Nurbiyanto)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.