Desa Candisari Adakan Pelatihan Dan Penguatan Untuk Disabilitas

Editor : Mas Pay

Boyolali (JMG) – Desa Candisari yang dikenal dengan Makam Ki Ageng Pantaran dan Syeh Maulana Maghribi, juga lebih dikenal sampai pelosok Nusantara dengan Bumi Perkemahan Indra Prastha nya. Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali mengadakan Pelatihan dan Penguatan untuk penyandang Disabilitas se-Kecamatan Gladagsari dan bertempat di Balai Desa Candisari, Rabu (28/9).

“Sesuai dengan Anggaran Dana Desa untuk Disabilitas dalam Pelatihan dan Penguatan, Desa candisari kebetulan kami ada penyandang Difabel 18 orang”, jelas Sekretaris Desa Triningsih,SH yang mewakili Kepala Desa Candisari yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut, karena ada acara yg bersamaan di tempat lain.

Adapun kegiatan atau pelatihan hari ini untuk Sablon dan tata cara servis Lampu LED, dengan harapan pelatihan ini bisa menularkan ilmunya kepada Difabel dan Karang Taruna Desa Candisari, nantinya bisa berbagi ilmu dan berbagi manfaat, juga nantinya bisa disampaikan di dukuh masing-masing.

“Harapan Kami karena Desa Candisari tahun 2023 sebagai Desa Pilot Project Inklusif dan surat pemberitahuan sudah ada, bahwa Desa Candisari termasuk salah satu Desa Pilot Project Inklusif dari 4 Desa yang ada di Kabupaten Boyolali.
Untuk itu Kami berharap kepada kaum Difabel yang ada di Desa Candisari, bisa mengembangkan usahanya yang nantinya bisa dibantu dengan Anggaran Dana Desa, kemudian mereka bisa mandiri, bisa menghasilkan dan bisa menghidupi diri sendiri, bisa bermanfaat untuk lingkungan, usaha bisa berkembang dan akan Kami awasi juga dampingi”, Tambah Triningsih.

Masih di lokasi yang Sama Ketua Komunitas Difabel Ampel (KDA) Sardi mengatakan menerangkan kepada awak media.

“Dengan pelatihan ini Kami sangat terima kasih kepada Perangkat Desa Candisari yang memberikan anggaran Desa untuk Pelatihan dan Penguatan Ekonomi kaum Difabel. Adapun materi hari ini, Pelatihan Sablon dan Servis Lampu LED.
Adapun pelatihan sablon ini, sebagai tindak lanjut dari saudara Difabel yang kemarin sudah Menjahit pakaian ataupun kaos, tetapi Kami masih membutuhkan jasa tukang sablon dan itu sangat menambah pengeluaran yang tidak sedikit”, terang Sardi.

Dengan program pelatihan ini, diharapkan kaum Difabel bisa terlatih, Terampil untuk bisa sablon sendiri, dengan biaya yang lebih murah.

Adapun Anggota KDA yang ada 147 orang, tetapi mengingat situasi dan kondisi yang bersangkutan hanya sekitar 38 orang yang aktif.

“Program Kami yang belum terlaksana adalah dalam pembuatan kursi roda sendiri, masih dalam tahap pembenahan atau revisi, beberapa titik supaya nantinya kursi hasil karya Kami tersebut bisa nyaman dipakai, enak dilihat, kuat dan pantas”, pungkas Sardi. (Widiyo Prakoso)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.