Arisan Sebagai Prasarana Menjaga Silaturahmi Anak Turun Mbah Pawiro – Suti

Editor : Supani

Sukoharjo (JMG) – Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa: 36). Hal inilah yang menjadi dasar kegiatan silaturahmi anak turun mbah Pawiro-Suti asal Desa Jabung, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Kegiatan yang dimotori oleh penceramah agama Islam dan juga anak pertama bernama Sutarno bertempat tinggal di Kota Surakarta ini, sudah masuk dalam putaran ke 6 dan bertempat di anak terakhir bernama N. Suharni berlokasi di belakang Kantor Kecamatan Kartasura, Minggu (6/11/22).

Sutarno memiliki gagasan untuk mengumpulkan saudara-saudara jauh nya dengan kegiatan arisan. Kegiatan yang diikuti tak kurang dari 50 orang ini, bertujuan untuk menjalin, mempererat dan mengurangi sekat agar menjadi akrab dari anak keturunan mbah Pawiro-Suti.

Hal ini sudah dimulai dari yang tertua dahulu, Sutarno dilanjutkan ke Sutarto, Suyamti terus ke Nuryati, lanjut nya ke Mas Sri dan ke N. Suharni. Arisan yang sengaja tidak diundi khusus untuk anak-anak mbah Pawiro-Suti. Namun wajib diundi untuk cucu-cucu mbah Pawiro-Suti, hal ini bertujuan agar jiwa hormat-menghormati kepada yang lebih tua terjaga.

Dalam kegiatan kali ini, Sutarno memberikan tausiyah tentang nikmat yang terbagi menjadi 4. Serta menginformasikan untuk kegiatan arisan di pertemuan yang akan datang sudah di urutan cucu.

“Nikmat hidup itu terbagi menjadi 4. Pertama, Mendapat nikmat dan bisa menikmatinya. Kedua, Mendapat nikmat namun tak dapat menikmatinya. Ketiga, Tidak mendapat nikmat, namun bisa menikmatinya dan yang keempat, Tidak mendapat nikmat dan tidak bisa menikmatinya. Semoga dari anak turun mbah Pawiro-Suti Sragen ini bisa mendapat dan bisa menikmatinya. Lantas karena ini sudah bertempat di anak ragil, dilanjutkan untuk arisan yang akan datang telah masuk di urutan cucu dan dimulai sistem kopyokan”,jelas Sutarno. (Widiyo Prakoso)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.