Suka Tidak Suka Pembangunan Tugu Tobong Akan Menjadi Icon Baru Dan Sejarah Baru Gunungkidul

Editor : Mas Pay

Gunungkidul ( JMG ) – menyoal isu aktual Gunungkidul tersebut, Ketua Social Research Center (SOREC) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Dr. AB. Widyanta, MA, turut menyampaikan pandangannya. Diwawancarai oleh awak media Gugat.id (9/1/2023), Abe menyatakan bahwa: “Suka tidak suka, Tugu Tobong telah berdiri dan menjadi icon baru yang akan merepresentasikan babak sejarah Gunungkidul di masa depan.”

Menurut pengajar Departemen Sosiologi yang sering disapa Abe ini, berdirinya Tugu Tobong itu merupakan manifestasi dari hasil konsensus-final di antara para pemangku kepentingan (stakeholder) di Kabupaten Gunungkidul, apakah itu pihak Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, para anggota dewan perwakilan rakyat, Dewan Kebudayaan Gunungkidul, dan stakeholder lainnya.

Sebagai salah satu warga masyarakat yang lahir, tumbuh, dan tinggal di Gunungkidul, Abe menyatakan: “Saya pribadi merasa belum pernah mendapatkan dan membaca hasil kajian naskah akademik yang menjadi dasar argumen atas perubahan icon utama dari Patung Pengendang menjadi Tugu Tobong. Karenanya, saya tidak tahu sama sekali apa dan bagaimana dasar landasan filosofis dan latar historis dari icon baru Tugu Tobong tersebut,” tegas Abe.

Lebih jauh Abe menyampaikan: “Pelajaran penting dari pembangunan Tugu Tobong ini, saya merasa para pihak yang berkompeten (Pemda Gunungkidul, DPRD Gunungkidul, dan Dewan Kebudayaan Gunungkidul) memiliki tugas “pekerjaan rumah” (PR) besar ke depan. PR besar yang harus mereka jawab dan wariskan kepada anak-anak, cucu-cucu, cicit-cicit, dan canggah-canggah generasi Gunungkidul masa depan adalah pertanyaan berikut ini.

“Apa dan bagaimana sejatinya latar historis, dasar-dasar filosofis, nilai-nilai spirit agung, dan nilai kepahlawanan atau epos besar yang hendak direpresentasikan dalam icon Tugu Tobong ini? Jika PR itu tidak terjawab, saya mengkhawatirkan anak, cucu, cicit, canggah generasi masa depan Gunungkidul akan laku “gugat” dan “tiwikrama”, pungkasnya.

( Mbah Pri )

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.