Tersangka Curanmor Meninggal di RS Setelah Diamankan Polres 50 Kota

50 Kota, (JMG) – Suprayoga (20) , warga Andiang ,Limapuluh kota, anak ke-3 dari 5 bersaudara, tersangka curanmor yang ditahan di Polres 50 kota menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit M Djamil Padang, Jumaat pagi jam 5 wib.

Kapolres 50 Kota, AKBP  Trisno Eko Santoso yang dihubungi wartawan membenarkan kejadian ini.

“Sesuai hasil diagnosa medis terakhir dari dokter, tersangka mengalami pecah pembuluh darah yang disebabkan  beban pikiran yg berlebihan (over thinking) sehingga menyebabkan pembuluh darah pecah” ujar Kapolres .

Diuraikan Kapolres, tahanan yang meninggal itu statusnya kemarin adalah dalam pembantaran penahanan (penundaan penahanan sementara karena alasan kesehatan yg dikuatkan keterangan dokter). Dengan pembataran itu, masih menurut Kapolres,  sehingga tersangka dirawat oleh keluarga dan pihak medis namun masih dalam pengawasan pihak kepolisian.

Keadaan kesehatan tersangka ini karena mengalami over thinking (beban pikiran yg berlebihan) terkait banyak masalah yg dialami karena perbuatanya. Selain terlibat kasus curanmor, tersangka ini juga telah menghamili seorang perempuan yg infonya masih berstatus pelajar, dan orang tua perempuan yang dihamili sudah menemui orang tua dan keluarga tersangka untuk menuntut pertanggungjawaban atas kehamilan anaknya.

“Akibat over thinking dengan berbagai permasalahan yg dihadapi ini,  maka kondisi  Yoga mengalami penurunan kesehatan sehingga segera kita komunikasi dengan keluarganya. Selanjutnya dilakukan pembantaran supaya keluarga bisa melakukan perawatan secara medis. Namun masih dalam pengawasan penyidik dalam pelaksanaanya” Ujar Kapolres.

Sementara itu, Alizar (52) Ayah kandung Suprayoga, saat ditemui wartawan dirumah duka, sangat menyayangkan kepergian Yoga yang mendadak ini. Menurutnya, pihak yang berwenang agar bisa mengusut kematian putra nya, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

” Satu hal yang sangat saya kecewakan, selama Yoga ditahan sampai meninggal saya  tidak bertemu yoga. Pernah waktu saya  membezuk tahanan di Polres,  tapi tidak diizinkan karena alasan Covid”, ujar Alizar  yang tinggal di Biaro Kabupaten Agam.

Alizar ayah kandung Yoga yang telah bercerai  sejak tahun 2001 dengan ibu Yoga. Diakui, Alizar, sejak berpisah dia sangat jarang bertemu dengan kelima anaknya di Andiang. Paling komunikasi lewat handphone saja.

Berbeda dengan sang Ayah, ibu Yoga, Susi (50) mengikhlaskan kepergian anaknya. Bahkan Susi sangat berterimakasih, atas perlakuan pihak kepolisian terutama Polsek Suliki yang memperlakukan anaknya dan mendampingi mulai dari perawatan di rumah sakit Adnan Wd  payakumbuh hingga dirujuk ke M Djamil Padang sampai mengatarkan kepemakaman.

” Saya yakin anak saya diperlakukan dengan baik selama ditahan, tanpa curigai dia kena pukul dan sebagai nya di tahanan. Sebab, sewaktu diperlihatkan hasil rontsen, dan visum, saya telah berdiskusi panjang dengan dokter rumah sakit. Dan saya yakin, anak saya meninggal karena pecah pembuluh darah. Tidak ada satupun terlihat  bekas pukulan maupun benda tumpul,” ujar Susi, yang saat ini menetap di Bandung.

Sementara itu, Kapolsek Suliki IPTU Rika Susanto, SH yang ditemui wartawan dirumah duka saat pemakaman,  atas nama Polres Limapuluhkota mengucapkan bela sungkawa kepada pihak keluarga.

Diceritakan Kapolsek, sejak diamankan pada tanggal 30 Januari 2021 lalu, karena kasus curanmor, Yoga diperlakukan dengan sangat baik.

” Sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam menangani perkara ini perlu saya jelaskan, bahwa kalau ada dugaan polisi main tangan dan sebagainya, itu tidak zamannya lagi,” ujarnya.

Diceritakan Rika,karena alasan personil dan ruang tahanan, hanya dua hari Yoga di amankan di Polsek Suliki. Selanjutnya dititipkan di Polres limapuluh kota. Namun setiap hari dia selalu memantau kondisi tahanan.

“Pada tanggal 26 Februari, pagi jam .8.30, berdasarkan laporan piket, kondisi tahanan masih baik baik saja. Tetapi satu jam setelah itu saya dihubungi penjaga tahanan, kondisi Yoga tiba tiba drop kejang dan tidak sadarkan diri. Langsung saja anggota saya mendampingi Yoga ke rumah sakit Adwan Wd  Payakumbuh. Karena kondisinya makin drop, sorenya, langsung dirujuk ke Padang. Namun pada jumat pagi, tanggal 1 Maret  2021 Yoga menghembuskan nafas terakhir, ” ujar Kapolsek. *009

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.