Setiap Bersih Dusun ( Rasul ) Padukuhan Mujing, Melikan Wajib Ada Pertunjukan Tledek ( Tayub )

Editor : Mas Pay


Gunungkidul ( JMG ),- Seni pertunjukan Tledek ( Tayub ) merupakan kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang adi luhung. Pada masa kejayaanya, hampir setiap ada event tertentu masyarakat Jawa khususnya pasti nanggap Tledek ( Tayub ). Kesenian ini selalu menampilkan penari – penari wanita cantik yang sudah terlatih secara khusus dengan memiliki keahlian yang berbeda dengan jenis – jenis tarian lain. Sayang dengan adanya perkembangan jaman sekarang ini, seni pertunjukan Tayub mulai ditinggalkan.
Lain ceritanya dengan masyarakat Padukuhan Mujing, Kalurahan Melikan, Rongkop, Gunungkidul, DIY, hingga saat ini setiap ada acara Bersih Dusun ( Rasulan ), harus menampilkan seni pertunjukan Tledek ( Tayub ).

Sebagaimana yang diceritakan Dukuh Padukuhan Mujing, Bambang Seno Subroto saat ditemui disela – sela acara bersih dusun pada hari Kamis 26 Mei 2022 sore, bahwa tradisi bersih dusun yang selalu jatuh pada hari Kamis Pahing setiap tahunya, menampilkan kesenian Tledek ( Tayub ) ini hukumnya wajib. Hal ini sudah terjadi secara turun – temurun sejak nenek moyang. Jika tidak nanggap Tledek ( Tayub ) ada – ada saja kejadian buruk yang menimpa warga masyarakat atau terjadi dampak negatif yang tidak diinginkan.


Bahkan pada masa pandemi covid 19 kemarin saja kami tetap mengadakan tayuban walaupun hanya dengan cara sangat sederhana dan terbatas, karena tidak diperbolehkan mengumpulkan masyarakat. Yang penting prosesi bersih dusun dan tledekan tetap berjalan. Untuk tahun ini yang bertepatan tanggal 26 Mei 2022, alhamdulillah sudah bisa diadakan seeprti biasnaya.Hal ini sangat membuat warga masyarakat gembira, kata Bambang. Karena di Padukuhan Mujing sendiri tidak memiliki kelompok seni Tledek ( Tayub ), maka kami harus mendatangkan seni Tledek ( Tayub ) dari Jalakan, Pucung, Iromoko, Wonogiri, Jawa Tengah.


Satu – persatu bapak – bapak warga Mujing antri ngibing ( menari ) bersama penari Tledek ( Tayub ) dengan cara nyawer. Meskipun suasana hujan, ternyata kesenian ini sangat menghibur warga masyarakat Mujing dan sekitarnya. Selain diadakan pertunjukan Tledek ( Tayub ), dalam rangka rasul ini juga diadakan pertunjukan Jathilan, Uyon – uyon atau seni karawitan, turnamen voly ball dan pada puncak acara diadakan sedekah bumi. Dimana setiap KK membawa ambengan yang dikemas dalam wadah encek terbuat dari debog pisang dengan isi nasi dan lauk – pauk dikumpulkan jadi satu dirumah juru kunci dusun. Setelah diadakan do’a bersama sebagai simbul permohonan warga setempat untuk memohon perlindungan pada Allah sang Penguasa Alam.

Intinya agar masyarakat dikabulkan segala hajat, dilindungi dari segala macam musibah dan hidup damai, sejahtera serta tentram selamanya. Semua rangkaian kegiatan dalam bersih dusun ( Rasul ) ini diadakan secara swadaya dari masyarakat, dengan cara iuran Rp 205.000/ KK. Semua ini dilakukan atas dasar kerelaan dan kesadaran bersama, kata dukuh Bambang. Sehingga tidak ada yang merasa keberatan, apalagi hingga saat ini, semangat gotong – royong di padukuhan Mujing masih sangat kuat. ( Wajiyo ).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.