Seng Bekas Tutupi Lokasi Proyek Pembangunan Miniatur Istana Sultan Asahan

Editor : De Ola
Tanjungbalai, (JMG) – Proyek pembangunan miniatur Istana Sultan Asahan yang berlokasi di area taman hutan kota jalan Stadion Kelurahan Pantai Burung Kecamatan Tanjungbalai Selatan Kota Tanjungbalai, sudah dan sedang dilaksanakan pengerjaannya, terlihat lokasi pembangunannya ditutupi Seng bekas.

Proyek pembangunan yang menelan biaya sebesar Rp. 4.679.159.000.- (empat milyard enam ratus tujuh puluh sembilan juta seratus lima puluh sembilan ribu rupiah) itu, bersumber dari dana APBD Provinsi Sumatera Utara tahun anggaran (TA) 2023 dengan Nomor kontrak : 602/DPUPR/UPTD-TB/KPA/568/2023, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara.
Namun, proyek yang dikerjakan oleh CV. Haidar Jaya Perkasa beralamat di Kota Medan sebagai rekanan dalam pengerjaan proyek tersebut telah mendapat sorotan miring dari beberapa tokoh dan masyarakat kerena pihak pemborong dinilai asal – asalan dalam mengerjakan miniatur istana.

Seng bekas pagar lokasi proyek miliaran rupiah pembangunan miniatur istana di Kota Tanjungbalai

Di lokasi proyek pihak rekanan dinilai kurang mengindahkan pelestarian lingkungan hijau sehingga banyak bunga dan pohon yang penataannya selama masuk dalam anggaran APBD Pemko Tanjungbalai dibiarkan rusak begitu saja, hal tersebut tampak dalam area di sekitaran taman hutan kota.

“Maunya lokasi pembangunan miniatur Istana Sultan ini jangan la pake Seng bekas, buruk kelihatan, kerena yang dibangun itu miniatur Istana raja yang oleh warga miniatur istana ini dianggap sebagai lambang kebesaran budaya masyarakat Tanjungbalai.

Lokasi proyek pembangunan miniatur istana Sultan Asahan di Kota Tanjungbalai

Juga kalau lelang atau lelang tender proyek besar seperti ini kan gak mungkin pake bahan bekas kerena materialnya termasuk juga pagar lokasi proyek mesti yang baru, sebab semuanya dianggarkan masuk dalam RAB dan pake berita acara kontrak, apalagi proyek ini biayanya milyaran rupiah.

Dan pembangunan miniatur ini sejalan dengan keinginan Gubsu pak H. Edy Rahmayadi, seperti yang disampaikan beliau pada acara penobatan Sultan Asahan ke 13 berapa waktu yang lalu.

Pengeboran tanah sumur bor di area taman hutan kota Tanjungbalai

Harapan pak Gubernur miniatur istana raja ini dibangun gunanya untuk meningkatkan nilai budaya sejarah leluhur Orang Tanjungbalai sekaligus menjadi pengetahuan sejarah bagi generasi muda”, dikatakan Irham Siregar Ketua DPD Goverment Wacht (GOWA) Sumatera Utara Kota Tanjungbalai kepada beberapa awak media disekitaran lokasi Taman, yang terletak di Jalan Stadion Kel. Pantai Burung Kota Tanjungbalai, Kamis (31/08/2023).

Lanjut Irham Siregar, “Jangan lah mungkin ya, ini dugaan kami, gara – gara menghemat biaya demi mendapatkan keuntungan yang sangat besar proyek itu dipagari dengan Seng bekas dan berkarat. Itu kan proyek milyaran dan juga yang mau dibangun adalah miniatur istana yang nantinya akan dijadikan fakta sejarah sekaligus simbol budaya luhur Orang Tanjungbalai, kan tak cocok itu”.

Dan juga kalau proyek besar macam gini harus ada planknya, kalau namanya plank harus pake tiang bukan ditempelkan didinding pagar, tegasnya.

Masih dikatakan Irham, proyek pembangunan miniatur istana sultan itu masih menjadi pertanyaan bagi masyarakat kota Tanjungbalai, kerena judul kegiatan yang tertera di papan nama proyek, menurutnya tidak sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan, diluar lokasi proyek masih dalam area taman hutan terlihat beberapa pekerja sedang melakukan pengeboran tanah untuk sumur bor, apakah itu merupakan bahagian dari proyek pembangunan miniatur istana sultan Asahan, tanyanya.

“Dalam waktu dekat GOWA akan menyurati pihak Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara melalui Kantor UPTD yang di Jalan Sudirman Tanjungbalai itu, kami mau konfirmasi terkait pekerjaan proyek pembangunan miniatur yang mempergunakan keuangan negara yang jumlahnya cukup besar ini, kerena dalam pelaksanaan pengerjaannya terkesan asal-asalan serta judul kegiatan di papan proyek dengan kegiatan yang ada di area taman ini menurut kami tak sesuai dan perlu dipertanyakan”, ujar Irham GOWA.
(Thd).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.