PROJECT MANAGER PT. HKI BUNGKAM

Proyek Tol Padang – Sicincin Diduga Asal-Asalan

Padang Pariaman, (JMG) – Pembangunan Jalan Tol Padang–Sicincin telah dimulai sejak Februari 2018 dan ditargetkan selesai serta beroperasi pada Desember 2021. Akan tetapi banyak permasalahan terus bergulir, mulai dari lambatnya proses pembebasan lahan dan penggantian tanah, hingga komitmen PT. HKI sendiri untuk mewujudkan pembangunan jalan tol yang mempunyai domino effect yang positif bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Selama berjalannya proses Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Padang Sicincin, JMG bersama dengan beberapa LSM, Organisasi Masyarakat, serta beberapa masyarakat yang peduli tentang proses pelaksanaan pembangunan Tol Padang Sicincin disinyalir menemukan beberapa kejanggalan yang sampai saat ini patut diduga terdapat unsur penyelewengan yang dapat menimbulkan kerugian negara serta mengurangi kualitas hasil pekerjaan.

Adapun beberapa kekurangan tersebut diantaranya adalah pertama, perbedaan perlakuan pemadatan dibeberapa titik dilakukan oleh beberapa Perusahaan Subcontractor Pemadatan dan Vendor Supplier Material Pemadatan.

Perlakuan dari awal berbeda-beda hampir disetiap ruas dan setiap pengelola yang mengerjakan pekerjaan tersebut. Contohnya untuk pekerjaan land clearing terdapat  perbedaan metode perlakuan humus di STA+0 sampai STA+1000 humus tidak dikupas, langsung dipasang Geo Tekstil dan hanya di land clearing yang dikerjakan oleh PT. Global

Untuk STA+1000 sampai STA+2000 PT. HKI menginstruksikan bermacam macam metode di ruas ini.  Ada yang digali sampai 5 meter, kemudian dimasukan pasir dan sirtu. Ada yang hanya di landclearing di isi dengan batang kelapa baru dipasang geo tekstil. Bahkan ada yang diisi batang karet baru dipasang Geo Tekstil.

Kemudian di STA+2000 sampai STA+4000 juga hanya di landclearing, tanpa digali dan langsung dipasang geo tekstil yang mana untuk ruas ini diduga dikerjakan oleh PT. CPM, PT. BSDA dan PT. Rimbo Paraduan.

Kedua, Pemasangan geotekstil dilakukan tanpa mengupas humus terlebih dahulu. Bahkan untuk STA+4.600 sampai STA+6.000 Geotektil langsung dipasang diatas rumput yang ada, tanpa dilakukan landclearing dan pengerukan humus terlebih dahulu.

Kemudian Pihak PT. HKI mendatangkan PT. Bauer Pratama Indonesia sebagai subkontraktor untuk mengerjakan pekerjaan perkuatan lahan dengan Metode FDC (Full Displacement Column), yang mana dalam proses pengadaan mortar untuk Column FDC melakukan kerja sama dengan Perkasa Beton/PT. ABP (sesuai dengan pengakuan Tito yang merupakan pihak PT. Bauer-red) yang diduga membeli material mortar dalam bentuk pasir dari galian c illegal yang pada 27 Oktober lalu ditertibkan Polres Padang Pariaman.

Ketiga, Sempat terekam video beton untuk rigid badan tol dibawa dengan dumptruck. Sena yang merupakan kepala bagian struktur dan konstruksi HKJT, sebagai Quality Control Internal PT. Hutama Karya ketika dikonfirmasi terkait adanya mobilisasi beton dari batching plant ke lokasi rigid menggunakan dumptruck membenarkan bahwa pihaknya telah mengetahui bahwa PT. HKI melakukan hal tersebut. Menurut Sena untuk kebutuhan beton dengan slump 2 sampai 4 tidak masalah dimobilisasi menggunakan dumptruck, tambah lagi menurutnya batching plant hanya berjarak 2 km dari lokasi rigid.

Keempat, akibat perencanaan yang diduga tidak matang, berdampak pada masyarakat. Tingginya curah hujan selama seminggu ini mengakibatkan beberapa daerah di Kasai kenagarian Kasang Padang Pariaman dilanda banjir. Bahkan banjir tersebut mencapai satu meter dipemukiman warga yang selama ini tidak pernah terkena banjir.    

Andi salah seorang masyarakan Kasai mengungkapkan bahwa sejak adanya penimbunan jalan tol, masyarakat Kasai marasai. Pasalnya, banjir setinggi satu meter telah merugikan masyarakat terutama petani yang sawahnya terkena banjir.

Selain itu, perumahan Kasai yang selama ini tak pernah banjir juga mengalami banjir. Ratusan rumah tergenang air. Perabotan warga banyak yang rusak.

Tak hanya itu, sekolah yang berada didekat jalur tol juga mengalami banjir. Kursi dan meja sekolah tersebut berantakan saat banjir.

Terkait banyaknya keganjilan dalam pelaksanaan proyek jalan tol tersebut, JMG sudah beberapa kalai mencoba untuk melakukan konfirmasi langsung pada pihak PT. HKI terutama pada Projek Manager yaitu Defi Adrian, ST. Bahkan konfirmasi tertulis dengan 16 pertanyaan juga telah dua kali dilayangkan pada PT. HKI. Namun tak dijawab oleh pihak PT. HKI.  *035/036/007     

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.