Pengabdian Masyarakat HMPS Agroteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta Terapkan Konsep Zero Waste

Editor : Supani

Bantul (JMG) – Himpunan Mahasiswa Program Studi Agroteknologi (HMPS Agroteknologi) UPN “Veteran” Yogyakarta membuat inovasi kreatif pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk. Hal ini terungkap dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Dusun Blawong I, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Minggu tanggal 2 Oktober 2022. Kegiatan tersebut disampaikan kepada awak media pada Kamis (13/10/2022).

Keberadaan limbah organik rumah tangga masih menjadi masalah yang belum bisa diatasi oleh warga Dusun Blawong I.
“Sebenarnya di masing-masing RT sudah disediakan bak sampah yang terdiri dari bak sampah organik dan anorganik. Untuk sampah anorganik seperti botol plastik dan kardus akan dikumpulkan dan kemudian dijual. Tetapi, untuk sampah organik kami masih belum menemukan solusi untuk pengolahan selanjutnya.” Menurut keterangan Mashudi Abdillah selaku Dukuh Blawong I.

HMPS Agroteknologi berupaya mendorong masyarakat untuk dapat mengolah sampah organik lebih lanjut menjadi pupuk organik. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mengadakan sosialisasi mengenai budidaya maggot yang berasal dari lalat BSF (Black Soldier Fly) untuk membantu mengurai sampah organik menjadi pupuk. BSF adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik. Maggot yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah.

Proses biokonversi oleh maggot dapat mendegradasi sampah organik lebih cepat, mengurangi bau sampah, dan menghasilkan pupuk organik. Di samping itu, larva dapat menjadi sumber protein yang baik bagi hewan unggas dan ikan.

Setelah kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan praktik budidaya maggot di pekarangan milik RT 5. Cara budidaya maggot terbilang cukup mudah, dibutuhkan kandang lalat BSF sebagai tempat BSF kawin dan memproduksi telur. Kandang sederhana terbuat dari kayu yang diselimuti dengan paranet dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari. Untuk tempat maggotnya sendiri diperlukan biopond yang bisa dibuat dengan batu bata dan adukan semen.

Kegiatan sosialisasi dan praktik budidaya maggot diisi oleh narasumber Henri Supranto, selaku pemilik usaha Omah Maggot Jogja. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu KWT Bidara Dusun Blawong I dan volunteer dari Mahasiswa Program Studi Agroteknologi.
“Melalui pelatihan ini, diharapkan dapat mengurangi masalah sampah organik yang belum terkelola dengan baik.” Tutup Drs. H. Jauzan Sanusi MA. selaku Lurah Trimulyo.
(Widodo, Sumardiyono).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.