Pemimpin Harus Punya 5 Karakter Bukannya Menjadi ‘Common Enemy’ !

Penulis : Agus SM

Masyarakat akhir – akhir selalu disuguhi berbagai peristiwa serta kebijakan pemerintah Jokowi yang tidak berpihak kepada rakyat. Rakyatpun berangsur – angsur hilang trust (kepercayaan) terhadap rezim saat ini. Bahkan muncul anggapan pemerintahan ini hanya sebuah bad governance, corrupt governance. Abuse of power mengarah ke otoriter absolut.

Konstitusi tidak lagi menjadi dasar dalam tata kelola tapi lebih pada semau gue. Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dengan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, tapi ini tidak ditemukan bahkan semakin membabi buta.

Saat ini kehidupan bernegara sudah dalam mengkhawatirkan, terjadi dekadensi moral dan nyaris memicu perang antar anak bangsa. Tak dapat dipungkiri rezim diduga menggunakan buzzers demi kelangsungan kekuasaannya walau harus berdiri diatas perpecahan dan perseteruan rakyat. Politik kotor mereka terapkan asal tercapai tujuan kelompoknya.

Dari hari ke hari satu persatu terkuak kejahatan yang dilakukan oleh para penompang rezim. Hampir semua kejahatan yang terbongkar bersumber dari dalam pemerintahan, entah itu eksekutif, yudikatif, legislatif dan para penegak hukum. Kejahatan skala besar yang mereka mereka lakukan, kalaupun ada kejahatan muncul dari masyarakat, itu hanya kecil, seperti buih dalam lautan.

Seorang pemimpin dan kroninya seyogjanya menjadi penyejuk, pengayom dalam bernegara bukan justru menjadi Common Enemy.

Kehidupan bernegara akan adem ayem, tenteram serta adil makmur akan tercapai bila pemimpin bangsa ini memiliki karakter bagus dalam memimpin. Negeri ini terkenal sebagai bangsa yang kaya, sumber daya alam mampu membuat makmur penghuninya jika pemimpin mempunyai dan menjalankan 5 karakter ini dalam kepemimpinannya.

Pertama adalah memberikan ketenangan bagi masyarakat yang ia pimpin, pemimpin yang amanah. Jadi bukan sekedar untuk pribadinya, dia pun memberikan ketenangan untuk masyarakatnya.
Kedua, amanah berlatih dengan ibadah melahirkan kedamaian dan refleksinya ada pancaran-pancaran dalam nilai-nilai objek kepemimpinannya. Ketiga yaitu mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT untuk menata seluruh aktivitasnya, bukan justru menjadi inisiator penentang Tuhan. Karakter keempat yaitu mampu membawa perubahan yang berkemajuan, dan yang terakhir yaitu membawa nilai-nilai keadilan yang merata.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.