Pembacaan Sejarah Singkat Bupati Gunungkidul Pertama Warnai Ziarah Makam Bupati Gunungkidul Dalam Rangkain Peringatan Hari Jadi Gunungkidul Ke 191

Editor : Mas Pay

Gunungkidul ( JMG ),- Dalam Rangkaian Peringatan Hari Jadi Gunungkidul yang 191 Tahun, Bupati Gunungkidul bersama Wakil Bupati Ziarah Makam Bupati Gunungkidul. Agenda pertama ziarah ke makam Bupati Gunungkidul pertama Almarhum Raden Mas Tumenggung Pontjo Dirdjo yang berada di TPU Dsn. Kerjo I Kal. Genjahan Kap. Ponjong Kab. Gunungkidul. Selasa ( 24/5/2022).

Bupati Gunungkidul H. Sunaryanto bersama Wakil Bupati Heri Susanto, S.Kom., M.Si., juga di dampingi oleh Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, S.E., Kapolres Gunungkidul AKBP Aditya Galayudha Firdansyah, S.I.K., M.T., Dandim 0730/GK Letkol Kav Anton Wahyudho, Kajari Wonosari di Wakilkan Kasi Intel Indra Saragih S.H., M.H., Kepala PN Wonosari Endi Nur Indra Putra S.H., M.H., Kepala PA Wonosari Roqiayah, S.Ag., Sekda Ir Drajad Ruswandono, M.T., Para Asek , Kadinas, Kabag, Camat di jajaran Pemkab Gunungkidul, Camat Ponjong , Danramil 08/Ponjong , Kapolsek Ponjong, dan juga Lurah Genjahan Ponjong dan Perangkat Kalurahan Genjahan.

Sebelum dilakukan Tabur bunga di makam Bupati Pertama di lakukan pembacaan Sejarah Singkat Bupati Pertama Mas Tumenggung Poncjo Dirdjo oleh Drs. H Azis Shaleh Kabag Kesra.

Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin rama. Beberapa waktu kemudian, R. Suromejo pindah ke Karangmojo. 

Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasehati R. Suromejo agar meminta ijin pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya. 

R. Suromejo tidak mau, dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri, oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta. 

Mas Tumenggung Pontjodirjo diganti Mas Tumenggung Prawirosetiko, yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Ponjong ke Wonosari. 

Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.” 

Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985. 

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibukota kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat. 

Guna mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik 8571.

Setelah pembacaan Sejarah singkat Bupati Gunungkidul selanjutnya di tutup dengan doa oleh Kemenag Gunungkidul dan selanjutnya memasuki makam untuk Tabur bunga dan Ziarah di Makam Mas Tumenggung Poncjo Dirdjo oleh Bupati dan Forkompinda Gunungkidul

Setelah melakukan ziarah di makam Bupati Pertama Selesai di lanjutkan dengan Ziarah ke makam Bupati Alm Prof. Dr. Ir. Sumpeno Putro, M.S.E., yang berada di wilayah Umbulrejo Ponjong.

Dan Rombongan Kelompok IV yang dipimpin oleh Ketua Umum panitia melakukan ziarah ke Makam Almarhum RM Pandji Harjodipuro Semanu Selatan, Semanu. Juga ke Makam Almarhum Ki Demang Wonopawiro Piyaman, Wonosari oleh Kelompok III dipimpin Sekretaris Daerah. Dan ke makam Almarhum Drs. H. Yoetikno Pilangrejo, Nglipar – Kelompok II dipimpin Wakil
Bupati Gunungkidul. ( Harjo ).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.