Pekat IB Gelar Aksi Damai Tolak Gerakan Makar Dan Kekerasan Di Yogyakarta

Editor : Mas pay

Yogyakarta ( JMG ) – Maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum pendatang di Yogyakarta membawa dampak psikis bagi masyarakat pribumi.Warga merasa cemas dan tidak nyaman dengan aksi – aksi tersebut.

Dani Eko Wiyono selaku ketua Pembela Kesatuan Tanah Air – Indonesia Bersatu ( Pekat IB ) DIY dalam aksi yang digelar hari ini,Selasa (17/01/2023) mengatakan hal tersebut dalam orasinya di jalan Jogja – Solo, tepatnya didepan Gedung Wanitatama Yogyakarta.

“Kami selaku kumpulan Rakyat Indonesia sangat merasakan dampak yang terjadi dari
kekerasan di DIY. Kekerasan yang ada di DIY berdampak pada adanya kecemasan warga, membuat warga resah baik secara psikis maupun pikiran dan berdampak juga tentunya pada stabilitas ekonomi masyarakat,”ucapnya.

Lebih lanjut Dani menegaskan warga masyarakat Yogyakarta menolak dengan tegas segala bentuk kekerasan di Yogyakarta.

Dalam aksi tersebut juga dibacakan pernyataan sikap yang isinya ;

  1. Warga menolak segala bentuk kekerasan yang terjadi di tanah Daerah Istimewa Yogyakarta.
  2. Ikuti aturan yang berlaku bila masih ingin tinggal di D.I Yogyakarta.
  3. Usir daei D.I Yogyakarta afi para pelaku yang melaksanakan kekerasan/kekisruhan di D.I Yogyakarta.
  4. Warga murka jika kekerasan / kekisruhan terulang kembali di Yogyakarta.
  5. Jangan biarkan adanya gerakan makar di tanahb Yogyakarta dan Indonesia.
  6. Mendukung tindakan tegas dari aparat untuk menegakkan keadilan dan
    Kebenaran di tanah D.I Yogyakarta.

“Banyaknya kasus kekerasan / kekisruhan di D.I Yogyakarta yang sangat meresahkan
masyarakat D.I Yogyakarta. Aparat pun tak mampu dalam menghalau semua kekerasan di D.I Yogyakarta. Maka, Rakyat adalah perlawan akhir jika aparat tak lagi berani
memberantas kekerasan / kekisruhan di tanah D.I Yogyakarta,”pungkas Dani

Sementara itu ditempat yang sama juga digelar aksi dari masyarakat Papua yang ada di Yogyakarta.Mereka menggelar aksi diam dengan membentangkan spanduk seruan pembebasan Victor Yeimo dan Tahanan politik lainnya tanpa syarat.

Mereka yang mengatasnamakan Petisi Rakyat Papua (PRP) Yogyakarta ini melakukan aksi dengan diikuti kurang lebih sekitar 15 orang.Tuntutan lain dalam aksi diam tersebut salah satunya “berikan hak menentukan nasib sendiri bagi Rakyat West Papua sebagai solusi yang demokratis”.Hal tersebut disampaikan Mungguar selaku koordinator lapangan dari aksi tersebut.

Aksi kedua kubu tersebut yang dimulai sekitar pukul 09.50 wib dan berakhir pukul 13.00 itu berjalan lancar dan aman meskipun sempat akan terjadi gesekan.

( Arf )

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.