Para Buruh Gendong Pasar Beringharjo Menggagas Kegiatan Belajar Mengaji Selama Ramadhan Tahun Ini

Editor : Mas pay

Yogyakarta ( JMG ) – Selama Bulan Ramadhan 1444 H tahun ini para buruh gendong yang biasa di pasar Beringharjo rutin mengisi kegiatan dengan ngaji bareng.Mereka menggagas sendiri kegiatan ngaji bareng tersebut selama Ramadhan ini.

Kegiatan buruh gendong Beringharjo mengaji yang digagas oleh para buruh gendong ini, perwakilan buruh gendong meminta bantuan kepada Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Beringharjo untuk mengajarkan membaca Al-Quran kepada para buruh gendong di Pasar Beringharjo.

“Dulu awalnya buruh gendong minta kepada kami BMT Beringharjo untuk diajari ngaji Iqro. sebenarnya mereka ada pendamping juga dari yayasan Yasanti, tapi tidak sampai ngaji. Dari perwakilan buruh gendong malah datang ke kantor kami minta diajari ngaji,” kata Pendamping program buruh gendong Beringharjo mengaji dari BMT Beringharjo, Yanuar Eko Purnomo di sela mengajar mengaji di Sentong Endong-Endong, Sabtu (08/04/2023)

Atas permintaan itu kemudian BMT Beringharjo memfasilitasi mengajarkan membaca Al-Quran kepada buruh gendong secara sukarela atau tanpa dipungut biaya. Purnomo terketuk untuk mengajari secara sukarela karena buruh gendong Pasar Beringharjo yang sibuk dengan aktivitasnya bekerja, dengan sendirinya datang meminta bantuan untuk belajar mengaji.

Dia menyebut awalnya peserta mengaji hanya 10 orang buruh gendong. Kemudian berkembang menjadi sekitar 30 buruh gendong lalu sekarang sampai sekitar 70 buruh gendong Pasar Beringharjo. Kegiatan buruh gendong Beringharjo mengaji itu rutin diadakan tiap Jumat pukul 12.45 WIB -14.15 WIB sejak sebelum pandemi Covid-19 sampai kini. Bahkan sudah 2 kali melakukan wisuda.

“Ini sukarela. Ibu-ibu tidak bayar. kita tidak memungut biaya ke mereka. Bahkan di luar Ramadan kita berikan snack (makanan ringan),” paparnya.

Menurutnya mengajarkan membaca Al-Quran kepada ibu-ibu buruh gendong yang sudah berusia tua memiliki kesulitan terkait mudah lupa karena banyak yang dipikirkan. Berbeda dengan mengajar usia anak-anak yang cepat diarahkan. Dicontohkan, saat sekali dijelaskan, baru sekian menit atau detik terkadang buruh gendong sudah lupa.

Namun dilihat dari perkembangan kemampuan mengaji para buruh gendong Pasar Beringharjo ada peningkatan. “Melihat dari kartu prestasi ada peningkatan , karena dulu awalnya ada yang sama sekali tidak bisa membaca, sekarang sudah bisa membaca, meskipun belum lancar. Jumlah yang sudah Al-Quran meningkat, awalnya belum sekarang Alhamdulilah sudah Al-Quran,” jelas Purnomo.

Selain mengaji, para buruh gendong juga diajarkan terkait bacaan-bacaan salat sampai doa setelah salat. Terutama untuk pembetulan bacaan-bacaan doa dan surat yang dinilai masih kurang seperti surat Al Fatihah.

Untuk mengajarkan membaca Al-Quran kepada buruh gendong Pasar Beringharjo menggunakan metode Iqro dan kibar. Koordinator Tim Kibar yang mengajar mengaji para buruh gendong Pasar Beringharjo, Radian Fahma Wulandari menjelaskan perbedaan Iqro dan Kibar. Buku Iqro memiliki 6 jilid, sedangkan Kibar 4 jilid terdiri dari pra, Kibar A, B dan C baru masuk Al-Quran. Kibar Pra biasanya untuk yang belum mengenal huruf hijaiyah.

“(Kibar) Pra untuk anak TK yang belum kenal hijaiyah. Yang dewasa langsung bisa ke kibar A yang sudah dikenalkan huruf sambungnya. Perbedaan di Kibar itu dimulai dari huruf yang hampir sama bunyinya, ta sa, sya. Kalau Iqro dari alif ba ta. Jadi Insya Allah, Kibar ini metode akselerasi Iqro yang masih satu payung dari AMM,” jelas Wulan.

Diakuinya tidak semua buruh gendong Pasar Beringharjo lancar belajar mengaji. Dia mengutarakan, rata-rata para buruh gendong itu hanya mengaji di Sentong Endong-Endong seminggu sekali dan dahulu sebagian tidak mengenyam sekolah. Oleh sebab itu masih ada beberapa yang berbulan-bulan masih bertahan di tingkat Pra. Meski demikian para pengajar terus memotivasi agar mereka terus mengaji. “Yang penting kita ambil nilai ibadahnya. Mereka mengaji saja, Insya Allah satu huruf sudah merupakan sepuluh kebaikan,” tambahnya.

Semangat para buruh gendong Pasar Beringharjo untuk belajar mengaji Al-Quran itu patut kita contoh sebagai umat Islam. Kendati usia tak lagi muda, memikul beban berat dagangan pasar dan menjalani ibadah puasa, buruh gendong Pasar Beringharjo tetap semangat mengaji. Meluangkan waktu di sela mencari rezeki untuk belajar agar bisa membaca Al-Quran sebagai bekal amal ibadah kepada Allah SWT.(Arifin)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.