Masyarakat mulai pertanyakan eksistensi pemkab Dharmasraya, terkait anjlok nya harga TBS

Editor : Meza g.n

Dharmasraya, (JMG) – menurun nya harga tandan buah segar(TBS) semenjak dua Minggu terakhir membuat para petani sawit di Dharmasraya bertanya-tanya dimana pemerintahan daerah saat ini disaat kondisi petani sawit sungguh sangat tercekik.

Ditambah lagi pihak perusahaan akan menutup adanya pembelian kapada petani TBS, dengan berdalih Karena stok tangki penyimpanan semua nya sudah penuh, khawatiran para petani sawit saat ini sudah menjadi nyata Alias jatuh tapai.

Ketua lembaga bantuan hukum(LBH) kecamatan asam Jujuhan, Awaludin, mengatakan, Sampai sejauh ini semenjak harga TBS kelapa sawit anjlok hingga 60 – 70% dari harga sebelumnya. Para petani sawit di Dharmasraya khususnya di Kecamatan Asam Jujuhan ini, kami belum melihat dan mendengar adanya upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Dharmasraya, termasuk badan legislatif DPRD Kabupaten Dharmasraya yang berupaya atau bertindak terhadap PKS yang membangkang dari ketentuan harga Pemerintah,” ungkap Awaludin , kepada media ini Jumat 13/5 2022.

Lanjutnya, Sementara di daerah tetangga kita seperti Jambi dan Riau harga TBS sudah mendekati normal, tidak separah di Kabupaten Dharmasraya, kami merasakan seakan sikap Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan DPRD nya terhadap nasip petani kelapa sawit, “Bak Ayam Baranak Itiak”.

Wajar saja kalau selama ini konflik pertanahan atau lahan antara masyarakat dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Dharmasraya tidak terselesaikan, Pemerintah kita sudah bobok mungkin karena terlampau kenyang untuk hal yg tidak begitu rumit saja tidak teratasi oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya.

Untuk harga Terkakhir pemilik timbangan TBS kelapa sawit (RAM) yang ada di Kecamatan Asam Jujuhan, khususnyo di Nagari Alahan Nan Tigo, Sungai Limau dan Lubuk Besar, mereka membeli TBS petani berkisar harga Rp. 1,900.- s/d Rp. 2,000.- per Kg. Itu karena para tengkulak menjual TBS ke Pabrik KSI di Kabupaten Solok Selatan.

Tetapi sudah dua hari terakhir ini, para tengkulak kembali mengeluh, karena PKS milik PT. KSI sudah membatasi penerimaan TBS petani, sebab sudah terlalu banyak buah menumpuk di pabrik, mereka harus antri bongkarpun juga menumpuk jadi utk besok pagi harga TBS sawit petani terancam dibeli dengan harga Rp. 1,300.- s/d Rp. 1,500.- per Kg oleh para tengkulak.

Selama harga TBS anjlok ini, saya sering melihat dan mendengar berita tentang tindakan Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten, maka dapat kami simpulkan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Dharmasraya patut diberi peringkat Rangking I, sebagai Pemerintah yg tidak peduli dengan penderitaan masyarakatnya, Terang awal.

(Dlooyd)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.