Marak Kasus Pemaksaan Jilbab, PSI Beri Dukungan Moral Pada Siswi SMPN 1 Pandak Bantul

Editor : Supani

Bantul (JMG) Setelah ramai kasus diduga pemaksaan penggunaan jilbab di Banguntapan, Bantul, kami kembali menemukan diduga juga kasus intimidasi di Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencoba memberi dukungan moral dengan mengunjungi siswi SPMN 1 Pandak tersebut pada hari Sabtu, 06/08/2022.

Kepada kami, ia menceritakan tentang dugaan intimidasi yang ia alami bermula dari project membuat video clip lomba menyanyi untuk mewakili sekolah di tingkat kabupaten.
Sebenarnya siswi tersebut menggunakan jilbab untuk sekolah setiap hari, namun saat keperluan pembuatan video clip itu memang disepakati untuk tidak memakai jilbab, sehingga ia tidak mengenakan jilbab sejak pagi.

Masalah muncul saat pelajaran matematika, guru pengajar melihatnya tidak memakai jilbab. Lalu ia dipanggil dan ditanya apa agama siswa tersebut. Kemudian ditunjukkan ayat-ayat kitab suci yang melarang wanita muslim melepas hijab. Intonasi guru tersebut cukup membuat si anak tertekan.

Ketua DPD PSI Bantul, Almira, yang turut datang menguatkan siswi tersebut berpesan “saya juga Muslim, saya juga pakai jilbab, tapi penggunaan jilbab tidak seharusnya dipaksakan, apalagi sampai menimbulkan trauma di hati anak. Bimbingan dan atribut keagamaan adalah hak orang tua. Sebaiknya kita menjaga kerukunan & menghargai perbedaan dengan menjalankan porsi masing-masing. Toh sudah ada aturan penggunaan seragam dan atribut keagamaan dalam Permendikbud no.45 tahun 2014”, tuturnya.

Saat ini anak tersebut dan pihak sekolah sudah berdamai. PSI berharap ke depannya ada pembinaan bagi guru-guru sekolah mata pelajaran apapun mengenai pluralisme dan kebebasan beragama supaya peristiwa ini tidak terulang. (Sumardiyono / widodo).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.