Gratis Dan Unik Nikah Bareng Pitulasan

Editor : Mas Pay

Yogyakarta, ( JMG ) – Nikah Bareng Pitulasan Pertama di Indonesia bertema Merajut Hati, Mencerdaskan Bangsa, Pantang Menyerah Untuk Indonesia, setelah beberapa bulan lalu kita telah road show 4 seri Nikah Bareng berkonsep Wedding Destination dan kali ini konsep yang diusung adalah Perayaan Tujuh Belasan ala Kampung.

Acara ini kerjabareng FORTAIS Indonesia, Sewon, Bantul dan Karang Taruna Malangan Yogyakarta didukung RT 38 / RW 13 Giwangan Kota Yogyakarta, Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Yogyakarta, MUA (Make up Artist), PPY (Paguyuban Pranatacara Yogyakarta) Kota Yogyakarta, Latifa Jewerlry, Taman Bunga Kotagede, Podjok (Paguyuban Onthel Yogyakarta), KKN UNY YK 1, Yayasan Giri Nurul Ilmi dan berbagai pihak. Acara ini unik karena digelar di Balai RW 13 Malangan, Giwangan, Umbulharjo Kota Yogyakarta. Minggu ( 7/8).

Hal ini juga untuk berkampanye yang saat ini tidak mempunyai budged berlebih nikah itu tidak harus di gedung atau hotel tapi bisa juga fasilitas umum yang dimiliki disetiap sudut kampung yaitu Balai RW tinggal konsepnya yang harus menarik dan ini kita buat dalam waktu hanya 10 hari.

Kali ini konsep yang di usung adalah perayaan pitulasan berupa pawai manten pitulasan dan menikah di mobil MONICA Perpusda Yogyakarta (satu-satunya di Indonesia berisi bahan pustaka dan Informatika) dan ditutup dengan perlombaan makan kerupuk oleh para pengantin dan tamu undangan.

Acara diawali rias pengantin di Perum Alam Asri Giwangan Yogyakarta yang diikuti 4 pasangan pengantin dengan kostum unik yaitu :

  1. Suwardi (48 th) Semaki, Umbulharjo, Jogja & Erni Widiyanti (43 th) Notoprajan, Ngampilan Jogja, dengan busana pengantin ala Bung Karno & Jogja Putri Berhijab.
  2. Enomalia Hartantri (20 th) Panembahan, Kec.Kraton, Jogja & Tri Sahri Romadhon (29 th) Triharjo, Sleman, dengan busana ala Sultan Hasanudin & Sultanah Safiatuddin.
  3. Erna Setyowati (54 th) Baciro, Gondokusuman, Jogja & Surono (47 th) Sorosutan, Umbulharjo Jogja, dengan busana pengantin Merah Putih.
  4. Mai Marjiyani (27 th) Tirtonirmolo,Kasihan, Bantul & Yusuf Fajarudin (32 th) Ngestiharjo, Kasihan Bantul, dengan busana pengantin Pejuang Lurik berhijab.

Selanjutnya mereka dikirab menuju Balai RW 13 Malangan sejauh 500 meter dengan naik angkong sebagai cucuk lampah komunitas sepeda onthel Pojok dengan kostum pejuang, 2 pejuang dengan naik egrang dan 3 gadis belia berbusana jawa dan MUA (make up artis) serta anak-anak dari usia TK hingga SLTA nampak gembira sorak sorai menyanyikan lagu-lagu perjuangan disepanjang jalan dengan mengusung replika Tugu Jogja.

Masyarakat berjajar disepanjang rute kirab juga ratusan jomblo dari berbagai daerah yang tadi pagi hadir di ajang golek garwo berjejer mengibaskan bendera merah putih sebagai sukacita dan terdengar jelas lagu-lagu nasional mengiringi prosesi kirab. Sesampainya di lokasi acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan sambutan dari Ketua RT 38 & Ketua Nikah Bareng Nasional : RM. Ryan Budi Nuryanto, SE dan Sambutan Ketua RW 13 yang diwakili Sofwan, S.Sos serta dibuka oleh Plt. Walikota Yogyakarta yang diwakili oleh Sekda Kota Yogyakarta Ir Aman Yuriadijaya yang dihadiri Mantri Pamong Praja Kemantren Umbulharjo dan Forum Komunikasi Kemantren Umbulharjo juga Plt. Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Yogyakarta.

Bertindak sebagai saksi Nikah Sekda Kota Yogyakarta Ir. Aman Yuriadijaya & Ketua Fortais Golek Garwo & Nikah Bareng Nasional RM. Ryan Budi Nuryanto, SE dan prosesi dipimpin langsung kepala KUA Umbulharjo H. Handdri Kusuma, S.Ag, MSI dan Drs. Suparman (penghulu), M. Fauzan Fakhulloh, SHI (penghulu) secara bergantian dengan mas kawin unik berupa seperangkat alat sholat & buku perjuangan dengan pengikat cincin kawin batu merah putih bertuliskan 77 sebagai simbol HUT RI.

Di sela-sela acara Sekda Kota Yogyakarta mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan ini karena sangat unik bisa dikatakan perayaan 17an yang belum pernah ada baik di Kota Yogyakarta maupun Indonesia, yang bisa sekaligus membantu masyarakat untuk menikah serta menghibur masyarakat untuk tetap semangat berkarya memperingati HUT RI dan tetap prokes, jelas ya.

Sementara itu menurut RM. Ryan Budi Nuryanto, SE selaku Ketua Fortais Indonesia & Nikah Bareng Nasional juga Ketua RT 38 ini bahwa dengan konsep nikah di mobil monica dengan mahar seperangkat alat sholat & buku perjuangan dengan pengikat cincin kawin merah putih bertuliskan 77 ini mengandung syarat & makna bahwa sekarang ini perjuangan kita dan khususnya para pengantin adalah tidak angkat senjata tetapi dengan literasi & teknologi yang harus tetap mempunyai jiwa merah putih pantang menyerah untuk membangun rumah tangga dan bangsa ini menuju puncak kejayaan pasca pandemi, imbuhnya

Acara ini juga bertujuan untuk bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menikah dan berkontribusi langsung membangun bangsa dengan membawa misi religi, sosial, budaya, kebangsaan dan destinasi wisata. Bagi masyarakat yang masih sendiri atau jomblo masih kebingungan mencari pasangan hidup bisa ikut di ajang Golek Garwo Setulus Hati dalam Rangka Sambut HUT ke-266 Kota Yogyakarta besok 4 September & 2 Oktober 2022 di Balai RW 13 Malangan, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta pukul 08.00 WIB dengan mengirimkan : CV / Biodata, Identitas Fc. KTP , Foto 3×4 dan Fc. akta cerai bagi yang status janda atau duda atau dapat menghubungi hotline : 0815 7908 232 / Ryan. Alhamdulillah berkat doa dan dukungan banyak pihak juga rekan-rekan media Alumni saat ini 15 040 pasang baik dari perjodohan dan nikah bareng yang selalu unik dan istimewa ini.

Salah satu pasangan pengantin yaitu Erni dan Suwardi dari Kota Yogyakarta mengatakan acara ini unik dan berkesan karena semua fasilitas nikah gratis dan bertepatan dengan momentum HUT RI yang akan dikenang sepanjang sejarah.

Berbeda juga pasangan calon pengantin muda yaitu Enomalia dan Tri yang sempat menunggu 1 tahun untuk bisa mengikuti acara ini karena beberapa persyaratan nikah yang belum selesai dan Alhamdulillah dengan acara ini sangat terbantu dan langsung memutuskan untuk menikah bareng karena acara ini istimewa dan penuh keberkahanNya.

Lain halnya dengan pasangan pengantin Mai dan Yusuf yang berasal dari Bantul mereka mendaftar sejak awal karena mengetahui acara ini dari medsos dan selalu unik, jadi Insya Alloh selain gratis dan konsep unik akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan dan mengajak masyarakat untuk ikut kegiatan ini karena bergengsi dan jangan jaim jika ingin segera ijab SAH.

Beda juga hal yang dirasakan oleh pasangan pengantin Erna dan Surono dia sempat ragu apakah dalam waktu tiga hari bisa mengumpulkan persyaratan nikah dan Alhamdulillah perjuangannya berhasil berkat pertolongan Alloh sehingga bisa SAH.

Di penghujung acara RM. Ryan Budi Nuryanto, SE selaku Ketua Fortais & Nikah Bareng Nasional menyampaikan bahwa sudah saatnya DIY ini sebagai tujuan wedding destination kelas dunia dengan kekayaan alam dan potensi yang ada juga sekaligus dapat menjadi pusat perjodohan dunia, pungkasnya. ( Prila ).

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.