Gotong Royong Filosofi Yang Terealisasi Bagi IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen

Editor : Ma pay

Sragen (JMG) – Gotong royong adalah ungkapan yang menyatakan saling membantu dan sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Gotong royong menyatakan apa yang dipahami sebagai solidaritas dan kesatuan maka diangkat dan dikembangkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Begitu juga untuk IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen yang dipimpin oleh Waluyo, mengadakan pemindahan Pendopo perguruan yang beralamat di Dukuh Bulakrejo RT 02, Desa Tangkil, Kecamatan, Sragen Kota, Kabupaten Sragen pada Sabtu Pahing (12/11/22), sebagaimana yang disampaikan kepada awak media Jejak77.com, Selasa (15/11/22).

Kegiatan pemindahan pendopo yang dipimpin langsung oleh Waluyo ini, mengerahkan 20 Ranting yang ada di sragen. Solidaritas Ranting-Ranting yang bernaung di bawah Cabang IKS PI Kera Sakti ini merupakan hasil dari perwujudan dari taat nya pada pemimpin.

Ditemui dalam kesempatan lain, Anang Sudarsono yang tergabung dalam kepengurusan IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen dan juga sebagai anggota TNI-AD dengan pangkat Pembantu Letnan Satu menerangkan bahwa kegiatan ini adalah sebagai tindak lanjut dari perluasan tanah sekretariat. Dengan bertambahnya luas tanah sekretariat, mengharuskan memindah pendopo ke belakang demi luasnya halaman yang akan digunakan dalam setiap agenda rutin IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen.

“Kegiatan yang mula nya hanya akan dikerjakan oleh pengurus ini, ternyata malah mendapat bantuan dari 20 Ranting IKS PI Kera Sakti Se-Cabang Sragen. Pemindahan pendopo ini digeser ke belakang lantaran karena bertambah luasnya tempat sekretariat”, jelas Anang.

Tidak hanya itu, pemindahan pendopo ini juga ada yang menarik. Disamping digotong anggota IKS PI Kera Sakti dari 20 Ranting, Ketua IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen Waluyo pun ikut langsung menggotong pendopo.

“Sungguh menjadi pimpinan dan panutan yang wajib dicontoh. Tidak hanya bijaksana, namun juga memberikan bukti kepada seluruh anggota IKS PI Kera Sakti Cabang Sragen. Pak Waluyo juga mengangkat bambu sebagai penopang pendopo dan juga memberi aba-aba untuk mulai mengangkat, berjalan dan meletakkan kembali”, pungkas Anang. (Widiyo Prakoso)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.