Bobot Proyek Pengendalian Banjir Batang Sumpur Pasaman Diduga Alami Deviasi (Pasca Ditegur PPK dan Kasatker PT. Bunda Masih Santai)

Santai dan terkesan lamban mengakibatkan deviasi. Inilah yang diduga terjadi pada Proyek Pengendalian Banjir Batang Sumpur di Kabupaten Pasaman yang dikerjakan PT. Bunda. Anehnya, kendati telah ditegur PPK dan Kasatker, pihak kontraktor terkesan tidak serius dalam menanggapi teguran itu. Ada apakah gerangan ?

Editor : Meza GN

Pasaman, (JMG) – Berbagai permasalahan disinyalir terjadi pada proyek dibawah naungan SNVT PJSA IAKP BWSS V Sumbar ini. Proyek dengan nilai kontrak Rp.12.329.678.000,- itu saat ini mengalami deviasi atau keterlambatan tak sesuai bobot perencanaan.Tak hanya itu, pengambilan material sirtu dilokasi proyek juga menjadi tandatanya beberapa pihak. Begitu juga asal bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan untuk alat beratnya.

Hasil pantauan JMG dilokasi proyek Batang Sumpur yang dikerjakan PT. Bunda pada Senin (9/8) hanya terlihat dua alat berat yang sedang berada didalam sungai.jenis PC 200. Sedangkan pekerja yang melakukan pekerjaan hanya terlihat sekitar 11 orang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh JMG, terlambatnya pekerjaan disinyalir penggunaan dana proyek untuk kepentingan lain oleh PT. Bunda. Syatriawan yang dihubungi JMG beberapa waktu lalu mengakui memang ada keterlambatan bobot pekerjaan. Keterlambatan itu sepengetahuannya bukan karena uang muka proyek terpakai oleh pihak kontraktor untuk urusan lain. Akan tetapi terlambatnya pekerjaan karena pihak kontraktor bekerja santai dan hanya menggunakan satu alat berat serta belasan pekerja saja.

“Idealnya untuk pekerjaan Batang Sumpur yang nilainya cukup besar tersebut harusnya kontraktor memakai beberapa alat berat dan puluhan pekerja. Agar pekerjaan itu bisa sesuai dengan schedule pelaksanaannya dan bobot yang ditargetkan tercapai”, ungkap Syatriawan.

Ditambahkannya, terkait adanya informasi yang mengatakan bahwa sekitar Rp. 1 Milyar uang muka disinyalir digunakan PT. Bunda untuk kepentingan lain, Syatriawan mengaku tak mengetahuinya. Dia hanya meminta JMG untuk menanyakan langsung pada pihak PT. Bunda. Ditambahkannya, PT. Bunda berjanji akan mengerahkan beberapa alat berat dan menambah tenaga pekerja setelah lebaran haji untuk mempercepat pekerjaan.

Apa yang disampaikan Syatriawan ternyata tak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Pantauan JMG kelokasi proyek Senin (9/8) lalu tidak terlihat penambahan jumlah pekerja. Bahkan dilokasi hanya terlihat sekitar 11 pekerja dan penambahan satu unit PC 200.

Ketika ditanyakan kembali kepada Syatriawan terkait kondisi dilapangan, Syatriawan mengungkapkan memang benar apa yang disampaikan JMG terkait kondisi dilokasi proyek. Akan tetapi dia mengatakan bahwa saat ini pihak PT. Bunda sedang melakukan pengarangan besi diluar lokasi proyek. Saat ditanyakan dimana tempat pengarangan besi yang dimaksud, Syatriawan tak menjawabnya dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Mengenai material yang digunakan diambil dari lokasi proyek, Syatriawan membenarkan bahwa material berupa batu yang digunakan untuk bronjong memang diambil dari lokasi. Akan tetapi batu itu bekas bronjong yang lama.

“Batu bronjong memang diambil dari bekas bronjong yang lama milik Pemkab Pasaman. Batu tersebut dibeli ke Pemkab Pasaman dan dananya disetorkan ke Dinas PU Pasaman, ujar Syatriawan.

Sementara itu, Idfantri selaku pelaksana PT. Bunda saat dikonfirmasi, dia mengatakan bahwa proyek masih berjalan lancar-lancar saja. Anehnya, Idfantri yang biasa dipanggil Ucok Daulay terkesan meradang saat ditanyakan terkait dugaan uang muka proyek Batang Sumpur yang digunakan untuk keperluan lain.

“Maksud anda 1 Milyar apa?. Tulislah apo nan lomak ka bang tulis bulek (tulis saja apa yang enak mau abang tulis)”, ujarnya.

Sebelumnya idfantri juga pernah mengatakan bahwa bahan bakar minyak jenis solar yang digunakan untuk alat berat pada proyek itu adalah jenis Dexlite dan dibeli disalah satu SPBU di Pasaman. Anehnya, setelah dilakukan konfirmasi pada SPBU yang ada di Pasaman, pihak SPBU mengatakan bahwa tidak pernah menjual Dexlite di Pasaman. *Tim

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.